Ongbak
Ong Bak (bahasa
Thai: องค์บาก; IPA: [oŋbaːk]) adalah film aksi
tahun 2003 dari Muang Thai. Film ini disutradarai oleh Prachya Pinkaew, dan
menampilkan aksi koreografi tempur panggung oleh Panna Rittikrai dan dibintangi
Tony Jaa. Ong-Bak menjadi film yang melambungkan nama Tony Jaa, yang membuatnya
dipuji secara internasional sebagai bintang utama seni bela diri berikutnya.
Tony Jaa kemudian selanjutnya membintangi film Tom-Yum-Goong (2005) dan
menyutradarai sekuel Ong Bak, yaitu Ong Bak 2 (2008) dan Ong Bak 3 (2010).
Adegan pembuka
dimulai di Ban Nong Pradu, sebuah desa yang damai di bagian timur laut
Thailand. Sekelompok warga desa, tertutup lumpur putih, sedang berdiri di bawah
pohon Bodhi yang besar, menengadah ke atas di mana bendera berkibar di buaian angin
lembut. Dengan teriakan besar, mereka semua berlari ke pohon dan mulai memanjat
dan saling menjatuhkan. Para pria jatuh ke tanah dengan bunyi gedebuk atau ke
cabang-cabang saat mereka jatuh. Salah satu pendaki berhasil sampai di atas
yaitu Bun Thing (Tony Jaa ), atlet desa dan petarung yang terbaik. Dia
mengambil bendera, mengikatnya di lehernya dan turun dengan cekatan menghindari
pemanjat lainnya.
Setelah acara
ini, beberapa hari sebelum perayaan penghormatan Buddha desa mereka yang
ditunggu-tunggu, sekelompok orang dari Bangkok datang dipimpin oleh Don
(Wannakit Sirioput ), meminta seorang sesepuh desa untuk menjual sebuah artifak
Buddha kepada mereka. Walaupun dilanda kemiskinan, sesepuh itu menolak tawaran
Don, dan tidak ada mau menawarkan barang bersejarah apa pun untuk kelompok Don.
Thing dikenal
sebagai anak muda yang baik dan dihormati, suatu malam diberkati oleh biksu
Buddha desa tersebut, dalam sebuah upacara di kuil sederhana dan kecil
masyarakat desa tersebut. Setelah pemberkatan, ia mendemonstrasikan
keterampilannya dalam Muay Thai untuk pamannya, "Paman Mao"
("Paman Mabuk" dalam bahasa Thai), dan dia kemudian bersumpah bahwa
ia tidak akan menggunakannya untuk melukai orang lain untuk keuntungan uang
pribadi.
Desa Thing
adalah desa miskin, yang dimilikinya hanyalah sebuah patung Buddha kuno yang
bernama "Ong Bak" dalam vihara setempat. Selama malam, Paman Mao yang
mabuk tersandung ke dalam kuil desa dan dipukul pingsan oleh Don. Dia terbangun
keesokan paginya dan menemukan bahwa kepala patung Buddha "Ong Bak"
telah hilang. Penduduk desa menjadi putus asa akan nasib buruk yang akan
menimpa mereka jika kepala Buddha "Ong Bak" tidak dikembalikan.
Terdengar penyataan sesepuh bahwa kelompok Don, yang telah mencoba
membujuknyanya sebelumnya untuk menjual Ong-Bak untuk mereka. Thing berbicara
dan mengatakan ia akan mendapatkan kepala patung tersebut dengan cara apa pun.
Sesepuh kemudian memberikan kepada Thing alamat Don dan putranya yang bernama
Ham Lae (Petchtai Wongkamlao) di Bangkok bersama dengan surat yang meminta Ham
Lae untuk membantu Thing menemukan Don dan kembali ke desa dengan Thing
sehingga penahbisannya sebagai biksu dapat diselesaikan.
Penduduk desa
semua menyumbangkan uang baht seadanya dan pernak-pernik lain untuk membayari
biaya perjalanan Thing ke Bangkok, dimana dia akan bertemu sepupunya Ham Lae
yang gagal dalam segala-galanya dan mendapatkan bantuan dalam melacak laki-laki
yang mencuri kepala "Ong-Bak" tersebut.
Di Bangkok,
Thing bertemu dengan Ham Lae yang mencat pirang rambutnya dan mengganti namanya
menjadi "Yot", karena nama desanya, "Ham Lae" juga berarti
"testis kotor" dalam bahasa Thai. Dia dan temannya, Muay Lek
(Pumwaree Yodkamol), adalah pembalap sepeda motor jalanan yang telah sering
bergaul dengan kerumunan buruk pengedar obat Yaba (sebutan untuk shabu-shabu di
Muang Thai). Mereka menemukan bahwa mereka sebenarnya berbicara dalam bahasa
asli yang sama dari desa yaitu Isaan (campuran dialek Laos / Thai).
Ham Lae pada
mulanya tidak sudi untuk membantu Thing dan sesama warga desanya yang
dianggapnya terbelakang, tetapi ketika ia melihat sejumlah kecil uang yang
telah dikumpulkan Thing dari penduduk desanya, Ham Lae segera menemukan niat
buruk. Ketika Thing ada di kamar mandi, Ham Lae mengambil kantung uang dan
pergi ke sebuah bar di Jalan Khaosan di mana pertandingan tinju ilegal sedang
terjadi. Thing melacak Ham Lae, tapi bukannya mendapatkan uangnya kembali, dia
malah akhirnya bertarung dan menjadi juara baru yang dijuluki "Thing Pradu
Phriw" ("Thing si Pohon Pradu Berkibar") setelah satu tendangan
lutut tingginya mengalahkan juara lama dengan sekali gebrak.
Siapa nyana,
pertarungan seru Thing dalam bar tersebut memancing permusuhan Komtuan (Suchao
Pongwilai), seorang bos dunia hitam yang beruban dan berkursi roda yang
membutuhkan elektrolarynx untuk berbicara. Dia sudah menyaksikan pertarungan
dari kamar pribadinya di bar tersebut, dan kehilangan uang karena Thing terus
mengalahkan petarungnya. Kemudian terungkaplah bahwa "Ong Bak"
sebenarnya dicuri oleh salah satu kaki tangannya, yaitu Don.
Sementara itu, di
desa Thing memang telah terjadi kemalangan demi kemalangan. Tanah menjadi
berdebu dan penuh retak dan yang tersisa di sumur desa hanyalah air berlumpur.
Mereka membutuhkan kepala Buddha "Ong Bak" supaya kembali ke desa
untuk mengakhiri wabah kekeringan dan mendapat berkah kemakmuran.
Yot terus
bekerja melakukan hal-hal buruk, dia dan Muay Lek bekerja dengan menipu di
sebuah permainan bakarat ilegal di kasino. Namun akhirnya sandiwaranya
terbongkar, dan pengedar narkoba muncul untuk menghajar Yot habis-habisan.
Thing mengabaikan teriakan minta tolong Yot, tapi ketika pengedar narkoba
memukul Muay Lek, Thing segera turun tangan. Tak lama kemudian, teman-teman
pengedar obat dan bos kasino yang tertipu muncul dan terjadilah kejar-mengejar
yang seru di antara gang-gang kota Bangkok. Disini Thing memamerkan
keterampilan akrobatiknya saat ia berjalan di atas kerumunan, melompat melalui
simpai kawat berduri, melompat di atas rak alat tajam, jungkir balik melalui
ruang sempit di antara dua panel kaca, melakukan gerakan senam yang lincah
melompati wajan minyak goreng panas, dan melompat-lompat naik dan turun
perancah. Sementara itu, Yot pun sedang dikejar oleh beberapa bandit. Setelah
bersusah payah kabur, dia sampai di sebuah jalan buntu di mana Thing membantu
dia lolos sebagai imbalan untuk menyetujui membantu Thing mencari Don.
Malamnya terjadi
perkelahian ilegal lagi di bar. Thing dalam pencariannya kemudian ditantang
oleh "Big Bear" ("Beruang Besar"), seorang petarung asal
Australia yang garang dan bermoral rendah. Pada awalnya, Big Bear berupaya
untuk memancing Thing untuk bertempur dengan menghina orang-orang Thai. Tapi
setelah Big Bear menghajar seorang Thai lain dan memukul seorang pelayan
wanita, Thing segera terjun ke petarungan dan dengan mudah mengalahkan manusia
raksasa tersebut. Dia kemudian diipaksa untuk bertarung dengan Toshiro, seorang
petarung Jepang yang sangat cepat dan fleksibel. Lawannya terakhirnya adalah
"Mad Dog" ("Anjing Gila"), seorang petarung farang
("orang kulit putih") lain, yang gemar menggunakan barang di
sekitarnya seperti kursi, meja, kabel listrik dan bahkan kulkas untuk menghajar
dan menghancurkan lawan-lawannya. Pertarungan membawa mereka ke kamar pribadi
Komtuan. Komtuan memberikan sebilah belati kepada "Mad Dog" , tapi
Thing dengan cepat melucutinya dan kemudian melemparkan "Mad Dog"
keluar dari bilik kaca kamar tersebut kembali ke arena pertarungan. Seorang
Afrika melangkah ke dalam ring dan melemparkan sebuah koin di kaki Thing,
mengacungkan jempol. Para penonton di bar yang menyaksikan pertarungan hebat
tersebut mulai bersorak-sorai keras dan melempar koin untuk Thing, yang segera
dipungut cepat-cepat oleh Yot dan Muay Lek.
Diceritakan
bahwa Muay Lek sedang berusaha keras menyadarkan kakaknya, Ngek, yang kecanduan
obat di bawah pengaruh Don. Di tempat tidur, Ngek mengikuti nasihat adiknya dan
mengatakan pada Don, pacarnya, bahwa ia ingin berhenti menggunakan obat. Don,
dalam kemarahannya mencekik Ngek dengan keras dan menjejalkan narkoba ke dalam
mulut Ngek. Muay Lek muncul di apartemen Don dengan Yot dan Thing, menemukan
Ngek sedang overdosis dan sekarat. Yot dan Thing berlari dan mengejar Don
dengan tuk-tuk, dengan dikejar oleh beberapa anak buah Don yang juga menaiki
tuk-tuk masuk ke jalan layang, dan adegan mencapai klimaksnya dengan banyak
tuk-tuk meluncur jatuh dari tepi bagian yang belum selesai dari jalan tersebut.
Thing mengikuti
orang-orang jahat dan berakhir sampai di pelabuhan di Sungai Chao Phraya. Di
sana ia menemukan sebuah tempat persembunyian patung-patung Buddha yang dicuri
komplotan Komtuan. Hal ini menyebabkan kemarahan besar Komtuan, yang kemudian
memaksa Thing di bawah ancaman pemerasan untuk melawan pengawal pribadinya,
seorang petarung Muay Thai Myanmar yang gemar menyuntik dirinya dengan
obat-obatan yang membuatnya ganas dan tahan terhadap segala rasa sakit. Thing
dengan terpaksa mengalah dan dihajar habis-habisan demi memenuhi permintaan
Komtuan untuk sengaja kalah sebagai ganti kepala "Ong Bak" itu.
Keesokan harinya, Yot, Thing dan Muay Lek diculik oleh antek Komtuan. Setelah
Komtuan pergi dan memerintahkan kaki tangannya untuk membunuh mereka, Thing
menyerang para bandit dengan bantuan Yot. Adegan pertarungan seru kembali
terjadi dengan satu adegan pertarungan dengan para bandit, Thing berjumpalitan
di atas tumpukan ban, kaki mendarat di sebuah cairan yang mudah terbakar,
menghilang, kemudian tiba-tiba melompat menyerang dengan lutut menyala oleh
api, menyerang bandit. Saat salah satu bandit mengendarai sepeda motornya,
Thing melompat dari belakang sebuah truk pick-up, lututnya menggebrak helm
bandit dan membelahnya menjadi dua.
Thing dan Yot
mengikuti para bandit anak buah Komtuan ke sebuah gua di gunung, di mana kepala
patung Buddha raksasa sedang dipahat putus. Adegan final pun dimulai, dengan
Thing bertarung melawan semua antek Komtuan bersama Yot, yang berusaha sangat
keras untuk bertarung membantu Thing, tetapi toh masih dihajar habis-habisan.
Thing berhasil mengalahkan para bandit, dan di pertarungan terakhir, dia
menghadapi pengawal pribadi Komtuan yang menyuntik dirinya sendiri dengan obat
dosis tinggi dan menyerang Thing. Setelah pertarungan sengit, pengawal Komtuan
akhirnya dapat dikalahkan dan tampaknya telah mati di tangan Thing . Komtuan
kemudian menembak Thing dan berupaya untuk menghancurkan kepala "Ong
Bak" dengan palu godam. Yot melindungi kepala "Ong Bak" dengan
tubuhnya, menerima pukulan dari palu untuk melindungi kepala "Ong
Bak" itu. Pada saat yang sama, kepala Buddha raksasa jatuh berguling ke
bawah, menghancurkan mati Komtuan, sedangkan Yot, walaupun nyaris selamat
sayangnya tetap tertimpa. Di saat-saat terakhir Yot, Thing dan Muay mendengar
keinginan terakhir Yot, supaya Muay Lek dapat lulus sekolah dan Thing mau
merawatnya.
Kepala patung
Buddha "Ong Bak" dikembalikan dalam kuil vihara desa Thing. Thing,
sekarang telah ditahbiskan sebagai biksu dengan kepala gundul dan jubah putih,
datang ke kampung dalam sebuah upacara prosesi di atas punggung gajah,
sementara para penduduk desa dan Muay Lek merayakan penahbisannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar